Oleh Lika Aprilia Samiadi | Data medis direview oleh Hello Sehat Medical Review Team.
Jerawat, terutama kasus jerawat parah, dapat menyebabkan krisis kepercayaan diri pada sejumlah wanita. Jerawat dapat meninggalkan bekas dan proses penyembuhannya yang terbilang cukup lama akan cukup mengganggu penampilan seseorang. Bahkan tidak jarang, penampilan dan jerawat menjadi salah satu faktor penentu untuk seseorang dapat diterima bekerja dalam beberapa bidang pekerjaan.
Mungkin terdengar aneh, namun kenyataannya pil KB memang salah satu terapi untuk jerawat yang direkomendasikan oleh banyak dermatologis selama beberapa tahun belakangan ini.
Pada umumnya, pil KB yang sengaja diresepkan untuk mengobati jerawat ditujukan pada wanita yang juga membutuhkan kontrasepsi. Pil KB menjadi alternatif lain jika obat jerawat lainnya tidak berhasil meredakan jerawat meradang.
Bagaimana cara kerja pil KB untuk mengobati jerawat?
Terdapat kaitan jelas antara hormon dengan jerawat. Beberapa perempuan mengalami ‘panen’ jerawat selama PMS akibat melambungnya tingkat hormon menjelang siklus menstruasi. Sementara pada kasus lainnya, jerawat menjadi penghuni langganan di wajah, bahkan setelah menopause.
Jerawat dipicu oleh produksi sebum berlebih. Sebum adalah minyak yang dilepaskan oleh kelenjar dalam kulit Anda. Sebum, dan sisa-sisa kulit mati, dapat menyumbat pori dan menstimulasi pertumbuhan bakteri penyebab jerawat. Androgen, hormon yang melingkupi testosterone, mendorong kulit Anda untuk memproduksi sebum.
Indung telur wanita dan kelenjar adrenal biasanya melepaskan androgen dalam kadar rendah. Semakin tinggi kadar androgen memicu meningkatnya produksi sebum. Mengonsumsi pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron akan menekan kadar androgen dalam tubuh. Hal ini mengirimkan sinyal kepada sel kulit untuk meminimalisir produksi sebum, yang pada akhirnya mengurangi timbulnya jerawat.
Mengobati jerawat ringan hingga sedang
Kontrasepsi oral alias pil KB telah disetujui oleh US Food and Drugs Association (US FDA) untuk mengobati kasus jerawat ringan hingga sedang pada wanita yang:
- Berusia setidaknya 14-15 tahun, tergantung dari merek produk yang digunakan
- Sudah menstruasi
- Membutuhkan kontrasepsi
Kenyataannya, dokter meresepkan pil KB untuk berbagai kasus jerawat, dari yang ringan hingga parah.
Selain itu, dokter mungkin akan meresepkan produk kontrasepsi tambahan untuk menangani jerawat. Contohnya, pil KB Yasmin dan Alesse yang telah terbukti secara klinis dalam mengurangi jerawat.
Jika Anda sudah terlanjur mengonsumsi satu jenis pil KB yang efektif dalam menangani keluhan Anda, tidak perlu untuk berganti merek. Namun jika Anda menggunakan pil KB untuk pertama kalinya khusus masalah jerawat, langkah terbaik yang bisa kami rekomendasikan adalah gunakan hanya salah satu dari tiga pil KB yang telah disetujui secara medis untuk menangani jerawat.
Anda mungkin akan diharuskan untuk mengonsumsi pil KB tersebut selama beberapa bulan sampai wajah Anda bersih dari jerawat. Saat pertama kali Anda mulai mengonsumsi pil KB, jerawat akan timbul dan meradang. Ini adalah reaksi tubuh yang normal terjadi.
Pil KB hanya bereaksi terhadap satu faktor penyebab jerawat, yaitu minyak berlebih. Dokter sering meresepkan obat lain untuk perawatan jerawat, misalnya obat-obatan luar atau antibiotik, untuk digunakan bersamaan demi tampilan akhir dari wajah bersih terbebas dari jerawat.
Jika Anda memiliki peradangan jerawat parah dan siklus menstruasi yang tidak teratur, bulu-bulu halus yang tumbuh di wajah, atau obesitas, dokter mungkin akan melakukan uji khusus untuk kondisi medis tertentu, seperti sindrom ovarium polisistik, atau gangguan hormon lainnya.
Manfaat pil KB untuk jerawat
Sejumlah uji klinis telah menunjukkan bahwa mengonsumsi kombinasi pil KB akan menghasilkan efek berupa:
- Membaiknya peradangan jerawat
- Jerawat sedikit demi sedikit berkurang
- Iritasi merah akibat jerawat yang semakin berkurang
Kebanyakan wanita yang menderita jerawat parah mengonsumsi pil KB yang dibarengi dengan ritual perawatan jerawat lainnya. Bagi wanita yang juga membutuhkan kontrasepsi, pil KB yang diresepkan sekaligus untuk mengobati jerawat dapat digunakan, asalkan pil KB dikonsumsi secara teratur.
Risiko menggunakan pil KB
Pil KB yang tersedia di pasaran saat ini mengandung dosis estrogen dan progesteron yang lebih rendah jika dibandingkan dengan versi lamanya. Ini artinya, risiko efek samping yang dikandungnya juga akan lebih rendah. Namun tetap saja, beberapa pil KB menimbulkan efek samping tertentu yang lebih tinggi, termasuk serangan jantung, stroke, dan penggumpalan darah pada kaki atau paru-paru yang mematikan.
Risiko lainnya, termasuk:
- Hipertensi dan masalah kardiovaskular lainnya
- Penyakit hati dan kantung empedu
- Sakit kepala sebelah (migrain)
- Depresi dan perubahan mood
Orang-orang yang harus menghindari pil KB
Keputusan mengonsumsi pil KB harus didiskusikan terlebih dulu dengan dokter Anda, dengan mempertimbangkan riwayat medis Anda. Kondisi medis tertentu dapat diperparah oleh reaksi pil KB dalam tubuh. Anda tidak akan diresepkan pil KB jika Anda memiliki salah satu kondisi di bawah ini:
- Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penggumpalan darah pada kaki dan paru-paru
- Penyakit pembekuan darah, seperti defisiensi Leiden faktor V
- Riwayat kanker, terutama payudara, rahim, atau hati
- Penyakit hati, diabetes, atau migrain
Anda juga tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi pil KB, jika:
- Anda seorang perokok dan berusia lebih dari 35 tahun
- Anda sedang dalam masa kehamilan atau menyusui
- Anda tergolong obesitas atau memiliki keterbatasan mobilitas fisik