Tag Archives: Infrastructure

Konsep Tol Laut untuk Efisiensi Logistik Nasional

RANCANGAN ARSITEKTUR TOL LAUT INDONESIA – PENDULUM NUSANTARA


3 Juli 2015 13:48 . Resource: Supply Chain Indonesia. kompasiana[dot]com

rancangan-arsitektur-tol-laut-indonesia-02-07-2015-5599c5d3579773b307f680a9

Konsep Tol Laut diharapkan dapat mewujudkan sistem distribusi barang yang efisien. Dengan menggunakan kapal berkapasitas besar, maka pengangkutan barang akan menjadi efisien. Selain itu, kepastian jadwal pelayaran juga akan mengefisienkan biaya para pelaku logistik.

Tol Laut menjadi salah satu konsep penting pengembangan transportasi laut untuk Indonesia yang merupakan negara kepulauan atau negara maritim. Konsep tol laut perlu dikembangkan dan diimplementasikan agar transportasi laut menjadi backbone sistem transportasi multimoda Indonesia yang terintegrasi.

Konsep Tol Laut diharapkan dapat mewujudkan sistem distribusi barang yang efisien. Dengan menggunakan kapal berkapasitas besar, maka pengangkutan barang akan menjadi efisien. Selain itu, kepastian jadwal pelayaran juga akan mengefisienkan biaya para pelaku logistik.

Dalam implementasi Konsep Tol Laut di Indonesia terdapat beberapa kendala utama. Salah satu masalah penting adalah ketidakseimbangan arus muatan. Arus muatan dari Kawasan Timur Indonesia (KTI) ke barat sangat kurang dibandingkan dengan arus muatan kebalikannya, sehingga dikuatirkan kapal dalam tol laut akan kekurangan muatan dalam pelayaran dari arah timur. Ketidakseimbangan arus muatan ini terkait dengan ketidakseimbangan pertumbuhan wilayah.

Sebagai lembaga pengkajian dalam bidang logistik di Indonesia, Supply Chain Indonesia (SCI) telah membuat Rancangan Arsitektur Tol Laut Indonesia yang diharapkan bisa menjadi masukan penting untuk salah satu program Pemerintahan Jokowi-JK dalam menurunkan biaya logistik nasional.

Dalam rancangan tersebut terdapat tujuh Pelabuhan Utama yang dilewati Jalur Tol Laut, yaitu Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Batam, Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Bitung, dan Pelabuhan Sorong. 

Ketujuh Pelabuhan Utama tersebut terhubung dengan 67 Pelabuhan Short Sea Shipping (SSS). Pelabuhan-pelabuhan SSS itu terdiri dari beberapa pelabuhan yang pada saat ini masih berbeda-beda kelasnya, yaitu Pelabuhan Utama, Pelabuhan Pengumpul, dan Pelabuhan Pengumpan. 

Berkaitan dengan ketidakseimbangan arus muatan antara barat dan timur, penyeimbangan arus muatan dilakukan dengan penentuan/pemisahan pintu ekspor/impor berdasarkan negara tujuan/asal.

  • Pelabuhan Kuala Tanjung, sebagai pintu di wilayah barat, diperuntukan bagi Negara-negara
    • Eropa
    • Timur Tengah
    • Asia
    • dan sebagainya
  • Pelabuhan Bitung, sebagai pintu di wilayah timur, khusus untuk Negara-negara
    • China
    • Korea
    • Jepang
    • USA
    • dan sebagainya.

Selain itu, Pemerintah sebaiknya memberikan berbagai kebijakan untuk mendorong implementasi tol laut tersebut. Salah satunya dengan memberikan insentif sebagai kompensasi bagi industri pelayaran atas kerugian ketika arus muatan itu belum seimbang. 

Ketidakseimbangan pertumbuhan wilayah baik ekonomi maupun industri, yang berdampak terhadap ketidakseimbangan arus muatan, hendaknya tidak menghalangi implementasi Konsep Tol Laut. Justru implementasi Konsep ini akan menjadi pendorong pertumbuhan wilayah melalui semakin terbukanya akses pengiriman barang, baik ke Kawasan Timur Indonesia (KTI) maupun sebaliknya. Selanjutnya, dengan pertumbuhan KTI, maka volume pengiriman barang akan meningkat dan balik mendorong implementasi Konsep Tol Laut.

Note:

Setijadi: Chairman of Supply Chain Indonesia (SCI), Head of Logistics & Supply Chain Center (LOGIC) – Universitas Widyatama Bandung, Anggota Dewan Pengurus Pusat – Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI). Anggota Tim Implementasi Sistem Logistik Nasional (Sislognas) dan aktif memberikan kontribusi dalam pengembangan logistik nasional di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Konsultan bidang logistik & supply chain di beberapa perusahaan nasional dan multi-nasional.

Dukung Tol Laut Lewat Empat Fokus Kerja Kemenhub


Biro Komunikasi dan Informasi Publik – DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT – Selasa, 26 April 2016

pendulum

logo_idKementerian Perhubungan terus melakukan pembangunan sarana dan prasarana transportasi laut dalam rangka mendukung program Tol Laut. Pembangunan tol laut bertujuan untuk mewujudkan konektivitas dan menekan kesenjangan harga antara wilayah Barat dan Timur Indonesia yang disebabkan tidak adanya kepastian ketersediaan barang.

“Memecahkan masalah konektivitas antar pulau dan mewujudkan aspek keadilan pembangunan dengan menekan kesenjangan antara wilayah barat dan timur Indonesia adalah tujuan dilaksanakannya program Tol Laut” jelas Menhub Ignasius Jonan di Jakarta beberapa waktu lalu ketika berdiskusi dengan kalangan media massa.

Jonan menjelaskan, tingginya harga barang seperti harga 1 sak semen yang mencapai ratusan ribu rupiah di daerah puncak Jaya Wijaya, disebabkan tidak adanya barang dan tidak adanya kepastian kapan barang itu ada. Sekarang, dengan adanya kapal laut yang datang sesuai dengan jadwal menjadikan harga terkontrol.

Untuk itu Kemenhub dengan empat fokus kerjanya yaitu, peningkatan keselamatan dan keamanan, peningkatan kapasitas, peningkatan kualitas layanan, dan peningkatan tata kelola regulasi sejak tahun 2015 terus melakukan pembangunan sarana dan prasarana pendukung Tol Laut agar Tol Laut secara konkrit dapat dirasakan manfaatnya.

Upaya Kemenhub untuk mendukung program tol laut melalui program peningkatan keselamatan dan keamanan diantaranya: meng-upgrade peralatan pendukung pelayaran seperti, pemasangan Vehicle Traffic System sebanyak 5 unit, dan pemasangan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) sebanyak 122 unit yang tersebar di wilayah laut Indonesia.

Selain itu, dilakukan pula pembangunan kapal-kapal yang difungsikan untuk keselamatan dan keamanan pelayaran seperti, pembangunan kapal navigasi sebanyak 15 unit, Kapal Patroli KPLP sebanyak 43 unit, dan Kapal Rigid Inflatable Boat/RIB sebanyak 66 unit.

Untuk meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia terkait Keselamatan dan Keamanan Pelayaran, telah dilakukan pula berbagai Pelatihan Safety dan Security baik di dalam maupun di luar negeri sebanyak 22 Pendidikan dan pelatihan/diklat.

Sementara, upaya yang dilakukan melalui program peningkatan kapasitas yaitu dengan membangun berbagai prasarana dan sarana perhubungan laut diantaranya, pembangunan parsarana seperti, pelabuhan di 89 lokasi dengan konsentrasi pembangunan pelabuhan di wilayah Timur Indonesia, dan peningkatan kapasitas pelabuhan di 6 lokasi.

Sedangkan, pembangunan sarana perhubungan laut untuk mendukung aksesibilitas transportasi laut meliputi, pembangunan kapal perintis sebanyak 95 unit, dan pembangunan kapal ternak sebanyak 5 unit. Selain itu, penyelenggaraan rute perintis sebanyak 96 trayek, penyelenggaraan angkutan barang tetap dan teratur/Freight Linersebanyak 6 trayek,

Pada program peningkatan kualitas layanan, beberapa perbaikan pelayanan sektor perhubungan laut yang dilakukan yaitu, perbaikan terminal penumpang di 26 lokasi; penujukkan PT PELNI menjadi operator tunggal kapal perintis; pengadaan peralatan bongkar muat sebanyak 26 unit; dan penyelenggaraan pelayanan secara online seperti pendaftaran kapal, SIM LALA, dan INAPORTNET.

Upaya mendukung perwujudan tol laut yang menjadi program strategis Presiden RI ini juga dilakukan melalui program peningkatan tata kelola regulasi di sektor perhubungan laut seperti, penyederhanaan/deregulasi peraturan. Tercatat sebanyak 8 peraturan di sektor perhubungan laut yang telah disederhanakan.

Lainnya, peningkatanan tata kelola regulasi yang dilakukan diantaranya, pelimpahan perizinan melalui BKPM sebanyak 6 perizinan, penerbitan SIUPAL dan SIOPSUS sebanyak 3286 perizinan, izin pengoperasian pelabuhan umum sebanyak 2 perizinan, izin pembangunan dan pengoperasian tersus sebanyak 153 perizinan, izin pengelolaan TUKS sebanyak 159 perizinan, dan kerjasama terkait Tol Laut sebanyak 2 perjanjian. (RDL/BU/SR/HP)

Daftar Pelabuhan Tol Laut Jokowi


Daftar Pelabuhan Tol Laut Jokowi – Pembangunan Tol Laut Libatkan 24 Pelabuhan di Indonesia – Program pembangunan tol laut Jokowi untuk menciptakan konektivitas antar pulau yang optimal dan efektif secara rutin dari barat Indonesia sampai timur wilayah Indonesia melibatkan 24 pelabuhan.

Ke-24 program pelabuhan tol laut jokowi tersebut terdiri dari lima Pelabuhan sebagai Hub (pengumpul) meliputi 

  1. Pelabuhan Belawan/Kuala Tanjung
  2. Pelabuhan Tanjung Priok
  3. Pelabuhan Tanjung Perak
  4. Pelabuhan Makassar
  5. Pelabuhan Bitung

Sedangkan 19 Pelabuhan sebagai Feeder (pengumpan) bagi Pelabuhan Hub.

Ke-19 Pelabuhan Feeder tersebut adalah 

  1. Pelabuhan Malahayati
  2. Pelabuhan Batam
  3. Jambi (Talang Duku)
  4. Palembang
  5. Panjang
  6. Pelabuhan Teluk Bayur
  7. Tanjung Emas
  8. Pontianak
  9. Banjarmasin
  10. Sampit
  11. Balikpapan/Kanangau
  12. Samarinda/Palaran
  13. Tanau/Kupang
  14. Pantoloan
  15. Ternate
  16. Kendari
  17. Sorong
  18. Ambon
  19. Jayapura

Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Bobby R. Mamahit berpendapat , pembangunan Poros Maritim Nasional atau Tol Laut jokowi memiliki tujuan untuk membongkar akses pelayaran petikemas regional dengan membangun sebuah pelabuhan besar berskala hub internasional yang memiliki kemampuan melayani kapal-kapal niaga besar di atas 3.000 TEUs hingga 6.000 TEUs.

Pengertian program Tol Laut Jokowi

Konsep Tol Laut bukan membuat jalan tol di atas laut. Namun merupakan jalur distribusi logistik menggunakan kapal laut dari ujung Pulau Sumatera hingga ujung Papua,” ungkap Bobby dalam lokakarya Wartawan Perhubungan “Menata Transportasi, Meningkatkan Daya Saing” di Aula Pemerintahan Kabupaten Belitung, Tanjungpandan, Jumat (22/5).

Bobby memaparkan, poros maritim Indonesia merupakan bagian poros maritim dunia. Untuk mewujudkannya, maka di wilayah Indonesia harus terdapat pusat-pusat kegiatan maritim dan kelautan berkelas dunia yang melayani dan mengakomodasi kegiatan kemaritiman ke seluruh dunia.

“Kegiatan maritim domestik harus menjadi penggerak ekonomi dan pembangunan utama,” kata Bobby.

Pada prinsipnya, pembangunan Tol Laut atau Pendulum Nusantara merupakan penataan rute tetap (linier), terhadap rute yang sudah ada. Untuk mencapai keberhasilannya, diperlukan langkah-langkah antara lain; mengefisienkan sistem transportasi maritim Indonesia, kelembagaan regulasi dan pendanaan serta dukungan lintas sektoral.

Karya Sal Alfarisi Kategori Ekonomi . dipublikasikan 20 Mei 2018

 

 

39 Bendungan Bakal Rampung di Era Jokowi

Pembangunan Bendungan


Jumat, 23 Sep 2016 15:05 WIB

df86ca5c-2b5c-49ce-8362-416514ccd588_169

Dua bendungan ditargetkan selesai konstruksinya pada tahun 2016 ini, melengkapi 5 bendungan yang selesai konstruksi pada 2015 lalu.

Dalam rencana Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, akan ada 39 bendungan akan selesai konstruksi secara bertahap dalam periode 2015-2019.

Rinciannya, 5 bendungan selesai konstruksi di tahun 2015 terdiri dari:

  1. Bendungan Rajui
  2. Bendungan Jatigede
  3. Bendungan Bajulmati
  4. Bendungan Nipah
  5. Bendungan Titab

2 bendungan selesai konstruksi di 2016 terdiri dari:

  1. Bendungan Payaseunara
  2. Bendungan Teritip

4 bendungan selesai konstruksi di 2017 terdiri dari:

  1. Bendungan Raknamo
  2. Bendungan Tanju
  3. Bendungan Mila
  4. Menudngan Marangkayu

7 bendungan selesai konstruksi di 2018 terdiri dari:

  1. Bendungan Gondang
  2. Bendungan Tugu
  3. Bendungan Logung
  4. Bendungan Rotiklod
  5. Bendungan Muara Sei Gong
  6. Bendungan Bintang Bano
  7. Bendungan Kuningan

11 bendungan selesai konstruksi di 2019 terdiri dari:

  1. Bendungan Passeloreng
  2. Bendungan Tapin
  3. Bendungan Ciawi
  4. Bendungan Sukamahi
  5. Bendungan Karalloe
  6. Bendungan Sindang Heula
  7. Bendungan Keureuto
  8. Bendungan Bendo
  9. Bendungan Gongseng
  10. Bendungan Tukul
  11. Bendungan Pidekso

Sebanyak 39 bedungan tersebut, merupakan bagian dari rencana pembangunan 65 bendungan selama periode Pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Bendungan yang belum selesai di 2019 bukan karena mangkrak. Tetapi memang kan pembangunannya butuh waktu. Kalau baru mulai dibangun 2019, berarti 2-4 tahun berikutnya baru selesai. Semoga tetap jadi prioritas di periode berikutnya,” kata Direktur Jenderal SDA, Imam Santoso kepada detikFinance, Jumat (23/9/2016).  

Source: detik[dot]com . (dna/dna) . Dana Aditiasari – detikFinance . Jumat, 23 Sep 2016 15:05 WIB

Akhir 2018 Jakarta-Surabaya Tersambung Tol, Begini Progresnya

Jakarta-Surabaya lewat TOL 


2733c919-702f-4e1b-876f-e3dafd8c02dd_169

Pembangunan ruas tol Trans Jawa sepanjang 661 kilometer terus dikebut pengerjaannya. Saat ini ada 7 ruas yang tengah dalam masa konstruksi menuju target pengoperasiannya di tahun ini hingga akhir 2018 mendatang.

Berdasarkan data monitoring Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) bulan November yang diterima detikFinance seperti dikutip di Jakarta, Selasa (28/11/2017), hingga saat ini sudah ada 368 km tol Trans Jawa yang beroperasi. Ruas Trans Jawa terakhir yang dioperasikan adalah Kertosono-Mojokerto Seksi Jombang-Mojokerto Barat sepanjang 20 Km dan Seksi 3 Semarang-Solo yang menyambungkan Bawen dan Salatiga sepanjang 18 Km.

Ruas Trans Jawa paling Barat dimulai dari Pejagan-Pemalang yang memiliki panjang total 58 km (4 seksi). Saat ini sudah ada 20 km dari ruas ini yang beroperasi. Sementara 38 km sisanya dari Brebes Timur ke Pemalang sedang dalam konstruksi, dengan progres tanah 99,95% dan fisik 80,12%

Berlanjut ke Tol Pemalang-Batang sepanjang 39 km yang terdiri dari 2 seksi. Saat ini kedua seksinya masih dalam tahap konstruksi dengan progres tanah 98,3% dan fisik 41,79%. Ruas ini ditarget bisa beroperasi penuh bulan Juni 2018 mendatang.

Ruas selanjutnya Trans Jawa yang sedang dalam pengerjaan adalah Batang-Semarang sepanjang 75 km (5 seksi). Sama halnya dengan Pemalang-Batang, kelima seksi dari ruas ini juga belum ada yang beroperasi. Progres pengadaan lahan saat ini sudah 97,42% dan konstruksi 48,47%

Setelah dari Semarang, Tol Trans Jawa berlanjut ke ruas Semarang-Solo yang memiliki panjang 73 km (5 seksi). 40 km dari total ruas ini sudah beroperasi, sedangkan 33 km dalam masa konstruksi, dari Salatiga menuju Kartosuro. Progres tanah saat ini sudah 97,69% sedangkan konstruksi sudah 62,66%.

Dari Solo, jalan bebas hambatan berlanjut terus ke arah Timur menuju ruas Solo-Ngawi sepanjang 90 km yang terdiri dari 4 seksi. Tol ini dikerjakan sebagian ruasnya oleh pemerintah sepanjang 21 km, sedangkan sisanya dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) pemilik konsesi. Progres tanah saat ini sudah di angka 96,68%. Sementara konstruksi yang dikerjakan pemerintah mencapai progres 98,21% dan BUJT sebesar 76,15%. 

Kemudian, sebelum masuk ke ruas Surabaya-Mojokerto, didahului terlebih dahulu oleh Tol Ngawi-Kertosono sepanjang 87 km (4 seksi). Tol yang dikerjakan 37 km nya oleh pemerintah dan 50 km oleh BUJT ini sudah mencapai konstruksi keseluruhan 52,92% dengan pengadaan lahan 99,07%.

Terakhir adalah ruas Surabaya-Mojokerto. Dari 36 km panjang ruas ini, 20 km di antaranya sudah beroperasi di tahun 2011 dan 2016. Pekerjaan untuk sisa tol ini sudah rampung dan tinggal menunggu jadwal peresmian pengoperasian untuk ruas Sepanjang-Mojokerto sepanjang 16 km. (eds/dna)

Source: Eduardo Simorangkir – detikFinance.  28 Nov 2017

Tiga Tahun Memimpin, Presiden Jokowi Bangun 2.710 Pasar

Kementerian Perdagangan memastikan selama 3 tahun berjalannya pemerintahan kabinet kerja telah melakukan revitalisasi pasar rakyat, stabilisasi harga dan pasokan pangan, serta menjaga neraca perdagngan Indonesia. 

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, dari tiga hal yang telah ditekankan Presiden Joko Widodo (Jokowi), setidaknya sudah memberikan hasil.

Seperti revitalisasi yang sampai saat ini telah terbangun 2.710 unit pasar rakyat baik bangun baru maupun renovasi dari target 5.000 pasar hingga 2019. 

“Dalam Nawa Cita 5.000 unit, baik revitalisasi maupun renovasi, kalau asumsi tiap tahun 1.000 unit, maka anggaran yang ada harus bisa. Tapi saya yakin tahun 2018 kita sudah bisa mengejar lebih dari 4.000 unit. Dengan demikian 2019 bisa lebih 5 ribu,” kata Enggar di Gedung Bina Graha Kantor Staf Presiden (KSP), Jakarta, Selasa (17/10/2017).

Enggar menyebutkan, sejak 2015 telah terbangun 1.023 unit pasar rakyat, pada 2016 sebanyak 783 unit pasar rakyat, dan pada 2017 sebanyak 904 unit. Sehingga, totalnya ada 2.710 pasar rakyat yang sudah berdiri. Sedangkan sisanya masih ada 2.290 unit lagi yang akan dibangun.

Dengan revitalisasi dan renovasi pasar yang dilakukan pemerintah, maka terjadi peningkatan omzet bagi para pedagang pasar. Enggar menyebutkan, terjadi peningkatan omzet sebesar 24,38% di 77 pasar yang telah dibangun sejak 2015.

“Setiap renovasi dan revitalisasi pasar, omzet pasti meningkat. Semula meningkat tajam Pasar Induk Denpasar Bali, itu diolah bersih, tidak bau dan koridor bisa duduk. Tetapi omset meningkat tajam di Bengkulu Utara dari renovasi dilakukan,” tambah dia.

Dengan adanya peningkatan omzet, maka tugas pemerintah adalah mengendalikan pasokan pangan dengan melakukan penyerapan setiap produk bahan pokok melalui Kementerian Pertanian.

“Kalau pengendalian harga kita dikeluarkan harga eceran tertinggi (HET),” jelas dia.

Sedangkan yang berikutnya, yakni mengena Neraca Perdagangan. Menurut Enggar bahwa neraca perdagangan hingga September masih mengalami surplus sebesar US$ 1,76 Miliar.

“Jadi 3 hal yang penting neraca perdgangan dalam dan segala dampaknya, industri dalam negeri untuk ekspor,” kata dia.

Source: detik

Jalan Trans Papua Sorong-Manokwari 594 Km Sudah Tersambung 100%

Sorong – Jalan Trans Papua yang menghubungkan Sorong-Kambuaya-Manokwari sepanjang 594,81 kilometer (km) sudah tersambung 100%. Ruas ini merupakan segmen I proyek Trans Papua yang berada di provinsi Papua Barat.

Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional 17 Papua Barat Ditjen Bina Marga, Yohanis Tulak, mengatakan titik nol km pada Segmen I ini berada di Pasar Boswesen atau Gereja Immanuel, hingga perempatan jalan di Pelabuhan Utama Manokwari.

“Kalau untuk Segmen I sudah tersambung dari Sorong-Manokwari,” kata Tulak di sela-sela peninjauan Jalan Trans Papua, Senin (20/2/2017).

Jalan Trans Papua memiliki panjang 4.330,07 km, yang dimulai dari Kota Sorong di Provinsi Papua Barat hingga Merauke di Provinsi Papua. Khusus di Provinsi Papua Barat hanya 2 ruas, dengan total panjang 1.070,62 km.

Tulak menyebutkan, dari 594,81 km di segmen I ini, jalan yang sudah diaspal sepanjang 459,93 km, dan sisanya 134,88 km masih merupakan urugan pilihan (urpil) atau tanah/japat.

Ruas yang belum teraspal ini tidak sekaligus sepanjang 134,88 km, melainkan berada di koridor-koridor tertentu, seperti mulai dari titik km 252 jembatan Ipaif, km 290 di Kali Sisu, dan di koridor lainnya.

Pada kesempatan yang sama, Kasubdit Pemantauan Evaluasi Dit Pembangunan Jalan Bina Marga, Sadaarih Ginting, mengatakan masih ada beberapa titik pada segmen I yang harus ditingkatkan lagi proses pembangunannya.

“Segmen I sudah tembus, tapi memang ada beberapa yang perlu perbaikan grade untuk yang menanjak, kalau perbaikan nanti jangan terlalu curam,” kata dia.

Menurutnya, titik-titik yang belum diaspal juga harus dipastikan terawat dan terus dipelihara agar kendaraan dapat melalui dengan aman.

“Target kita fungsional, sudah bisa melayani walaupun ada yang sebagian masih urpil (urugan pilihan),” ungkapnya.

Automated People Mover System (APMS/SkyTrain ) Bandara Soekarno-Hatta

Senin, 21 Agustus 2017

SKYTRAIN-APMS

Calon penumpang pesawat udara yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta bakal semakin mudah untuk melakukan perpindahan dari satu terminal ke terminal lainnya. Karena, PT Angkasa Pura II (AP II) tengah menyediakan SkyTrain atau Automated People Mover System (APMS) Bandara Soekarno-Hatta.

Fasilitas ini akan menggantikan fasilitas shuttle bus yang selama ini melayani perpindahan antar terminal di Bandara Soekarno-Hatta.

Perpindahan akan lebih cepat karena skytrain akan bergerak di jalur khusus. Berbeda dengan shuttle bus yang menggunakan jalan biasa dan sangat rentan terhambat saat lalu lintas di kawasan bandara mengalami kepadatan.

Dari akun resmi PT LEN Industri di Instagram diketahui, saat ini, moda transportasi berbentuk kereta dua gerbong tersebut mulai dilakukan uji coba.

Saat ini, moda transportasi tersebut masih dikendalikan secara manual oleh manusia. Namun, saat beroperasi penuh nanti, Skytrain itu akan bergerak secara automatis tanpa bantuan tenaga manusia di dalamnya.

Pada pengoperasiannya nanti skytrain akan berfungsi untuk memobilisasi penumpang dari terminal satu ke terminal lainnya di Bandara Soekarno Hatta, yang memiliki jarak cukup jauh. Selama ini, untuk memobilisasi penumpang, AP II hanya mengoperasikan 12 unit shuttle bus.

Bus ini dirasa kurang efektif di tengah kondisi bandara yang memiliki rata-rata pengunjung hingga ratusan ribu orang per hari. Hingga akhirnya skytrain digagas untuk memberikan layanan yang lebih baik.

Untuk pengadaan rangkaian kereta skytrain serta teknologinya, AP II setidaknya merogoh kocek hingga Rp 530 miliar. Biaya tersebut sudah termasuk tiga rangkaian kereta yang didatangkan dari perusahaan asal Korea Selatan, Woojin Industrial System Co Ltd.

Kereta Bandara Soekarno-Hatta

Senin, 21 Agustus 2017

KERETA BANDARA

Saat ini Pemerintah sedang gencar-gencarnya membangun moda transportasi umum berbasis rel. Salah satunya dengan membangun Kereta Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Seperti yang kita tahu, tepat pada tanggal 14 Agustus 2017 malam kemarin satu train set pertama untuk Kereta Bandara Soekarno-Hatta telah tiba di Balai Yasa Manggarai. Dimana sembilan train set lainnya akan menyusul dan direncanakan kesepuluh train set tersebut sudah masuk di Balai Yasa Manggarai pada bulan Oktober 2017 dan diharapkan dapat beroperasi paling cepat pada bulan November 2017. Kini PT. KAI masih dalam tahap penyelesaian prasarana KA Bandara Soekarno Hatta.

Diharapkan kedepannya, kereta ini dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di Ibukota. Khususnya bagi masyarakat yang akan bepergian menggunakan pesawat agar bisa tepat waktu.

Like It, Comments dan Shared info ini kalau Kita Cinta Indonesia dan mau Indonesia menjadi lebih baik lagi dan bisa sejajar dengan negara-negara maju di dunia.

Bandara Koroway Batu – Papua [Under Construction]

18  Agustus 2017

BANDARA KOROWAY BATU PAPUA

Konektivitas transportasi di Papua menjadi fokus perhatian Pemerintah. Bandara-bandara perintis gencar dikembangkan. Selain untuk menghubungkan wilayah-wilayah di sana, juga berfungsi sebagai pembangkit industri wisata, tempat distribusi barang dan jasa untuk memangkas disparitas harga, jalur logistik saat terjadi bencana alam dan sarana pertahanan serta keamanan negara. Satu diantara sekian bandara yang sedang dibenahi adalah Bandar udara Koroway Batu di Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel. Saat ini bandara tersebut dikelola Satuan Kerja Bandar Udara, Kementerian Perhubungan.

Bandara domestik ini berperan sebagai bandara pengumpan. Pesawat-pesawat yang diperbolehkan mendarat adalah jenis Grand Caravan C-208. Landasan pacunya terbentang sepanjang 800 meter dan lebar 18 meter. Apron yang semula hanya 1000 meter persegi, kini diluaskan menjadi 2400 meter persegi. Bandara ini mampu didarati pesawat sejenis Grand Caravan C-208. Penambahan dimensi landasan masih terus dilakukan sehingga Bandara ini mampu didarati pesawat berbadan besar sejenis ATR. Akhir tahun ini, pekerjaan tersebut ditargetkan rampung.

Pengembangan bandara-bandara di antero Papua yang dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo ini merupakan langkah nyata perwujudan Nawacita untuk membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Selain juga untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Like It, Comments dan Shared info ini kalau Kita Cinta Indonesia dan mau Indonesia menjadi lebih baik lagi dan bisa sejajar dengan negara-negara maju di dunia.

Bandara Utarom – Kaimana – Papua Barat

BANDARA UTAROM - KAIMANA - PAPUA BARAT

18 Agustus 2017

Bandara Utarom menjadi salah satu ikon kebanggaan Provinsi Papua Barat. Setelah rampung dikembangkan pada akhir 2015, bandara yang terletak di Kabupaten Kaimana tersebut makin membantu mobilitas masyarakat, termasuk memudahkan distribusi barang dan jasa. Bandara tersebut telah diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Joko Widodo pada 30 Desember 2015.

Bandara Utarom merupakan bandara kelas III yang memiliki panjang runway 2000 m x 30 m, 2 taxi way, 1 appron seluas 170 m x 60m, dan mampu didarati pesawat sejenis ATR 72-500. Terminal penumpangnya diperluas menjadi 1.800 meter persegi dan dapat menampung hingga 128 penumpang yang dapat dioptimalkan sampai 172 penumpang. Lingkungan terminal dibuat sedemikian bersih dan nyaman dalam rangka peningkatan pelayanan kepada penumpang. Demi peningkatan keselamatan, bandara ini telah dilengkapi dengan peralatan navigasi seperti, Non Directional Beacon (NDB), Doppler VHF Omnidirectional Range (DVOR), Precission Approach path indicator (PAPI), dan Airfield Lighting System (AFL).

Pengembangan Bandara Utarom yang dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo ini, merupakan langkah nyata perwujudan Nawacita untuk membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Selain juga untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Like It, Comments dan Shared info ini kalau Kita Cinta Indonesia dan mau Indonesia menjadi lebih baik lagi dan bisa sejajar dengan negara-negara maju di dunia.

Pelabuhan Wasior Papua Barat

19 Agustus 2017

Gagasan tol laut yang dicanangkan Presiden Joko Widodo untuk menghubungkan Sabang-Merauke kian menampakkan hasil. Berbagai pelabuhan pendukung konektivitas transportasi laut sudah terbangun. Satu di antaranya adalah Pelabuhan Wasior yang berada di Teluk Wondama, Papua Barat. Pelabuhan Wasior menempati lahan seluas 55.718 meter persegi, berperan sebagai pelabuhan pengumpul dalam hierarki pelabuhan laut.

Fasilitas yang telah dibangun di pelabuhan Wasior meliputi dermaga seluas 174×10 meter persegi, Trestle I seluas 48×8 meter persegi, Trestle II seluas 47×8 meter persegi, Causeway I seluas 160×6 meter persegi, Causeway II seluas 127×8 meter persegi dan reklamasi 12.500 meter persegi. Selain itu terdapat pembangunan fasilitas darat seperti kantor, terminal penumpang, pos jaga, rumah pompa, genset, gudang seluas 15×40 meter persegi dan lapangan penumpukan seluas 10.000 meter persegi. Pelabuhan ini mampu disandari kapal seberat 3.500 DWT dengan faceline dermaga -10 mLWS.

Sejak diresmikan Presiden Joko Widodo pada bulan April 2016, pelabuhan ini telah mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi setempat. Fungsinya sebagai jalur penghubung Kabupaten Teluk Wondana dengan kabupaten lain di Indonesia telah melancarkan arus distribusi barang dan jasa sekaligus memangkas disparitas harga. Pembangunan Pelabuhan Wasior merupakan bentuk komitmen pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan program Nawa Cita, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan.