Chou Tzu-Yu – Singer of Twice K-pop Group


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

161226_가요대전_쯔위_3pic_(1)

Tzuyu pada bulan Desember 2016

Chou Tzu-yu (Tradisional: 周子瑜; Pinyin: Zhōu Zǐyú; Hangul: 저우쯔위; lahir di Tainan, Taiwan, 14 Juni 1999; umur 18 tahun), lebih dikenal sebagai Tzuyu, adalah seorang penyanyi Taiwan. Ia adalah anggota dari grup musik K-pop mancanegara, TWICE, yang dibentuk oleh JYP Entertainment melalui acara realitas SIXTEEN pada tahun 2015.

Penampilannya di sebuah saluran televisi Korea Selatan yang memperlihatkannya sedang memegang bendera Republik Tiongkok(Taiwan), menimbulkan kontroversi di Tiongkok.[1] Sebuah video yang dirilis pada 15 Januari 2016 oleh JYP Entertainment, menunjukkan Tzuyu yang meminta maaf karena telah memegang bendera memicu kemarahan lebih lanjut di Taiwan kepada JYP Entertainment, dan membela Tzuyu.

Opera Snapshot_2018-01-26_131302_id.wikipedia.org

Kehidupan dan Karier


Chou Tzu-yu dilahirkan di Tainan, Taiwan, pada 14 Juni 1999. Pada 2012, dia menarik perhatian pencari bakat agensi di MUSE Performing Arts Workshop di Tainan, dan kemudian pergi ke Korea Selatan pada bulan November untuk menjalani pelatihan sebagai bintang K-pop. Setelah lebih dari dua tahun menjalani pelatihan, dia kemudian muncul di acara survival Korea Selatan SIXTEENpada tahun 2015, yang kemudian membuatnya menjadi salah satu anggota dari girl grup baru JYP, TWICE. Grup kemudian membuat debut mereka pada Oktober 2015.

Insiden Bendera


Pada November 2015, Tzuyu bersama Momo, Sana, dan Mina, muncul di acara varietas Korea Selatan My Little Television. Dia kemudian memperkenalkan diri dengan menyebutkan bahwa dia berasal dari Taiwan dan memegang bendera Republik Tiongkok bersama dengan bendera Korea Selatan. Bendera Jepang juga ditunjukkan, merepresentasikan kebangsaan dari anggota grup lainnya. 

Penyanyi kelahiran Taiwan yang aktif di Tiongkok, Huang An, kemudian merespon hal ini dengan menuliskan sindiran di akun Sina Weibo-nya dan menuduhnya sebagai seorang aktivis pro Kemerdekaan Taiwan.  Beberapa hari sebelum “menyerang” Tzuyu, Huang menuduh aktor Hong Kong Wong He yang menuliskan komentar kasar terhadap Tiongkok daratan di Facebook. Hal ini kemudian mengakibatkan wajah Wong disensor di stasiun televisi pemerintah Tiongkok China Central Television, yang membuat Wong kemudian meminta maaf.  Netizen Tiongkok kemudian marah terhadap tindakan Tzuyu, menuduhnya “mencari keuntungan di Tiongkok daratan sementara dirinya adalah aktivis pro-kemerdekaan”.  Tidak lama kemudian, TWICE disensor di siaran televisi Tiongkok dan Tzuyu diberhentikan dari statusnya sebagai duta perangkat komunikasi Tiongkok, Huawei. JYP Entertainment kemudian menunda seluruh aktivitasnya di Tiongkok. 

Pada 15 Januari 2016, sehari sebelum Pemilihan umum Taiwan, pemilik JYP Entertainment, Park Jin-young meminta maaf kepada media Tiongkok melalui akun Weibo miliknya. Beberapa saat kemudian, JYP juga merilis video permintaan maaf yang menampilkan Tzuyu membaca sebuah surat, dengan isi sebagai berikut:

Hanya ada satu Tiongkok, dua sisi selat adalah satu, dan aku selalu merasa bangga menjadi orang Tiongkok. Aku sangat merasa bersalah kepada perusahaanku dan juga kepada teman-teman di Internet dari dua sisi selat yang terluka karena perbuatanku, dan aku juga merasa sangat bersalah.Chou Tzu-yu.

Reaksi

Permintaan maaf Tzuyu mengejutkan dan menimbulkan kemarahan dari publik Taiwan pada hari pemilihan; banyak yang percaya bahwa permintaan maaf tersebut dibuat di bawah paksaan.  Tiga kandidat yang mengikuti pemilihan presiden Taiwan, semuanya mengeluarkan pernyataan untuk mendukung Tzuyu. Kandidat dari Partai Progresif Demokratik (DPP/PPD), Tsai Ing-wen, menyatakan bahwa “seorang warga Republik Tiongkok tidak seharusnya dihukum hanya karena mengibarkan bendera negaranya dan menunjukkan dukungan untuk negaranya, Chou Tzu-yu telah dipaksa untuk mengatakan apa yang sebenarnya tidak ingin ia katakan, jadi ini adalah masalah serius dan telah melukai perasaan orang-orang Taiwan.” Eric Chu, kandidat dari partai penguasa saat itu, Kuomintang, tidak setuju dengan kebencian yang diarahkan kepada Tzuyu, ia mengatakan bahwa ia sedih setelah melihat video tersebut, dan mengutuk tindakan yang dilakukan oleh Huang An dan JYP Entertainment. Presiden Taiwan yang akan segera habis masa jabatannya, Ma Ying-jeou, menyatakan pada pagi hari sebelum pemilihan bahwa dia tidak perlu meminta maaf. 

Dewan Urusan Daratan Taiwan mengemukakan bahwa mereka mendukung tindakan Tzuyu yang mengibarkan bendera Republik Tiongkok sebagai tindakan patriotisme. Dewan kemudian melayangkan protes kepada Kantor Urusan Daratan Tiongkok, mendesak pemerintah Tiongkok untuk tetap bertahan dalam sektor pribadi mereka, yang dikatakan telah “melukai perasaan” dari orang-orang Taiwan dan bisa saja merusak Hubungan Lintas Selat. Mereka juga mengutuk tindakan Huang An, dan mendesak pihak dari kedua sisi selat untuk menghargai hubungan baik yang telah susah-payah didapatkan. 

People’s Daily, harian dari Partai Komunis Tiongkok, mempublikasikan artikel di akun media sosial mereka yang mengatakan bahwa sangat tidak adil menyebut Tzuyu sebagai “separatis Taiwan” karena telah mengibarkan bendera Republik Tiongkok, menambahkan bahwa “Ekspresi Republik Tiongkok mengandung prinsip ‘Kebijakan Satu Tiongkok'”. 

JYP Entertainment mengatakan bahwa, karena Tzuyu masih dibawah 18 tahun, perusahaan telah meminta persetujuan dari orangtuanya sebelum dia membuat video permintaan maaf.[10] Mereka lebih lanjut menyatakan, “keyakinan seorang individu bukanlah sesuatu yang dapat dipaksakan oleh perusahaan atas hal lain, dan hal ini tidak pernah terjadi.” 

Pengaruh pada Pemilu 

Insiden ini mendapat perhatian internasional seperti yang diyakini telah mempengaruhi Pemilihan umum Taiwan, yang dimenangkan Tsai Ing-wen dengan margin yang lebar. Sementara Tsai dan partai pro-kemerdekaannya, DPP, sudah memimpin jajak pendapat sebulan sebelum pemilu,  survei menemukan bahwa video permintaan maaf Chou mempengaruhi keputusan sekitar 1,34 juta pemilih muda, hal ini kemungkinan membuat mereka untuk memilih atau mengubah penilaian mereka.  Para akademisi percaya bahwa insiden itu mungkin menyumbang satu atau dua poin persentase margin terhadap kemenangan Tsai.  Tsai menyebutkan tentang insiden ini dalam pidato kemenangannya, menyatakan bahwa insiden ini telah “membuat marah banyak orang Taiwan, terlepas dari afiliasi politik mereka” dan akan “berfungsi sebagai pengingat kepadanya tentang pentingnya kekuatan dan kesatuan Taiwan terhadap mereka yang berada di luar perbatasan kita.”

Penolakan terhadap Huang An 

Video permintaan maaf Tzuyu meningkatkan reaksi Taiwan terhadap Huang An. Di antara tanggapan lain oleh media Taiwan, sebuah program televisi populer Taiwan membatalkan penampilan mendatang Huang An, sementara berbagai perusahaan karaoke secara permanen menghapus diskografinya dari playlist mereka.  Lebih dari 10.000 warga Taiwan yang marah berjanji untuk menghadiri demonstrasi jalanan untuk mengkritik Huang pada tanggal 24 Januari 2016.  Namun, aksi itu dibatalkan untuk mencegah kemungkinan campur tangan politis yang dieksploitasi atau bisa berdampak negatif kepada Tzuyu. 

Pengacara HAM Taiwan George Wang (王可富) mengajukan tuntutan hukum melalui Kantor Kejaksaan Distrik Taipei melawan Huang An dan JYP Entertainment setelah video permintaan maaf dirilis. Wang menyebutkan bahwa tindakan Huang kemungkinan besar melanggar KUHP dan bahwa tekanan psikologis gabungan dari Huang dan agensi telah menghambat kebebasan Tzuyu dan memaksa dia untuk melakukan sesuatu yang tidak seharusnya ia lakukan. 

Huang mengumumkan di akun Weibo-nya bahwa ia akan mengadakan konferensi pers pada 3 Februari 2016 di Taiwan untuk membahas masalah ini menurut sudut pandangnya, mengklaim bahwa ia tidak berbuat jahat dan mengkredit dirinya dengan dampak insiden pada pemilihan umum Taiwan.  Tak lama setelah itu, Huang menghapus semua posting dirinya sendiri yang dihasilkan dari akun Weibo-nya, sekitar 4.900 pesan dan foto.

Penolakan terhadap JYP Entertainment 

Pada hari Senin setelah video dirilis, saham JYP Entertainment di KOSDAQ jatuh dari 52 poin untuk angka seminggu tertinggi sebesar KR ₩6.300+ menjadi ₩4.000, dan akhirnya ditutup pada angka ₩4.300.  Selain gugatan Wang, Pusat Multikultural Korea – sebuah organisasi yang mendukung keluarga multi etnis yang tinggal di Korea – juga mempertanyakan etika perusahaan. Kantor Pusat akan melakukan investigasi untuk menentukan apakah permintaan maaf Tzuyu telah melalui proses pemaksaan atau secara sukarela, dan berencana menuntut Park Jin-young dan JYP Entertainment untuk diskriminasi ras dan pelanggaran HAM jika ditemukan indikasi pemaksaan dalam permintaan maaf tersebut. 

Sehari setelah permintaan maaf Tzuyu, peretas anonim mengeksekusi serangan penolakan Layanan secara terdistribusi (DDos) pada situs JYP Entertainment.  JYP Entertainment menyatakan bahwa identitas dan asal hacker hampir mustahil untuk dapat dilacak, dan mereka mencurigai hubungan yang kuat antara serangan ini dan kontroversi seputar Tzuyu.  Outlet media Korea berpendapat bahwa kelompok peretas tertentu yang berasal dari Taiwan yang telah melakukan serangan ini, setelah kelompok itu mengklaim bertanggung jawab di media sosial.  Situs web ini diatur sedemikian rupa untuk tetap down selama beberapa waktu sampai kerusakan dari serangan tersebut dihentikan. 

Menanggapi kritik, JYP Entertainment mengumumkan bahwa mereka akan mengadopsi prosedur baru tentang ekspor dan kegiatan di luar negeri untuk melindungi karyawan dari kontroversi masa depan. Termasuk dalam perubahan ini adalah pelaksanaan pelatihan kepekaan budaya untuk semua artis dan anggota staf mereka. Dalam sebuah wawancara dengan The Korea Times, perwakilan JYP menyatakan bahwa pelatihan akan mencakup isu-isu yang berkaitan dengan konflik politik antar negara.

Televisi 


Acara Realitas/varietas

Opera Snapshot_2018-01-26_130529_id.wikipedia.org

Videografi 

Penampilan musik video

Opera Snapshot_2018-01-26_130704_id.wikipedia.org

Gallery


Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.