Cara Mendeteksi Lokasi G-spot

20 Agustus 2013

PASUTRI 150

Sampai saat ini, banyak yang bertanya-tanya apakah setiap wanita benar-benar memiliki G-spot atau tidak. Sebuah penelitian yang menyebutkan telah menemukan G-spot pun ternyata masih membuat bagian paling sensitif milik wanita ini masih susah dilacak keberadaannya. Bahkan para wanita sendiri tidak mengetahui di mana sebenarnya lokasi G-spot mereka.

Berbagai produk sex toy seperti dildo atau vibrator sengaja diciptakan bagi para wanita agar mereka bisa mencapai G-spot untuk dan memuaskan diri mereka sendiri. Selain itu, para hanya pasangan mereka yang memiliki akses untuk mengetahui lokasi G-spot dengan cara merangsang bagian intim milik wanita.

Jika dicari dengan jari, G-spot terasa seperti kacang kecil yang ada di belakang tulang kemaluan pada langit-langit Miss V wanita. Umumnya G-spot terletak sekitar 5 cm ke dalam Miss V, namun ukuran dan lokasi tersebut bervariasi.

Tidak sama seperti klitoris yang jelas terlihat, G-spot cenderung berukuran kecil dan sangat tersembunyi. G-spot pun sering tidak bisa dibedakan dengan jaringan lain di sekitar Miss V. Mungkin hal ini yang menyebabkan beberapa ahli medis tidak mengakui keberadaan G-spot pada wanita. Namun ketika sudah sepenuhnya terangsang, G-spot akan membesar dan membengkak layaknya Mr. P.

Lantas apa yang terjadi apabila wanita yang terangsang dan G-spot miliknya tetap dipermainkan?

Sebagaimana dilansir dari Your Tango (30/05), wanita yang bagian G-spot miliknya berhasil dikendalikan oleh pasangan mereka akan merasakan sensasi seperti terbakar dan ingin buang air kecil karena lokasinya dekat dengan kandung kemih. Beberapa kasus pun membuat wanita berhasil mengalami ejakulasi.

Beberapa wanita atau pria yang mengaku tidak bisa mendeteksi lokasi G-spot, sebaiknya tidak perlu berkecil hati. Sebab seks tetap bisa dinikmati meskipun tidak ada G-spot yang ditemukan.

Wanita Palsukan Orgasme Saat Bercinta Karena Khawatir Pasangan Lelah

 14 September 2013

KHUSUS PASUTRI-NEW

120837_couplesexsad362

Sudah banyak survei yang menyebutkan bahwa sebagian besar wanita memalsukan orgasmenya saat bercinta. Tentunya ada berbagai sebab kenapa mereka melakukan itu.

Sebenarnya jika pria tahu cara tepat untuk menstimulasi wanita agar orgasme, tindakan memalsukan itu tidak akan terjadi. Stimulasi ini menurut psikolog seks Dr. Petra Boynton bisa dilakukan di area klitoris.

“Area klitoris adalah area paling sensitif ketimbang vagina. Jadi saat mendapat stimulasi, bisa membuat wanita lebih bergairah ketimbang penetrasi vagina,” jelas Dr. Boynton.

Sayangnya tidak semua pria memahami apa yang dijelaskan Dr. Boynton di atas, sehingga akhirnya jalan memalsukan orgasme pun dipilih. Inilah beberapa hal yang menyebabkan wanita pura-pura klimaks seperti dikutip Your Tango:

1. Khawatir pPasangan Lelah

Rata-rata wanita butuh waktu 20 menit untuk mencapai orgasme. Lamanya waktu itu terkadang membuat mereka jadi merasa tidak enak dengan pasangannya. Wanita merasa mereka sudah terlalu lama dan khawatir pasangannya lelah. Jadi karena perasaan tidak enak itu, wanita pun berakting mendapatkan orgasmenya.

2. Kesakitan

Meskipun sudah mendapatkan foreplay yang cukup dan bergairah, untuk beberapa wanita mereka tetap merasa tidak nyaman atau kesakitan. Rasa sakit ini tentu bukan situasi yang membuat mereka menikmati momen bercinta. Oleh karena itu mencapai orgasme pun jadi sulit, sehingga mereka memilih memalsukannya saja.

3. Ingin Membahagiakan Pasangan

Pria menganggap kalau bisa membuat wanita orgasme, hal itu tidak hanya membuat mereka senang melihat pasangannya saat meraih kenikmatannya. Pria-pria rupanya juga jadi lebih mudah mencapai klimaks jika pasangannya bisa orgasme. Menyadari hal itu, para wanita pun ingin membuat pasangannya bahagia dan bisa mencapai klimaks dengan cara memalsukan orgasme.

4. Tantangan

Beberapa wanita jadi merasa bersemangat jika mereka bisa mengontrol klimaks pasangannya. Mereka jadi merasa memiliki kekuasaan. Wanita jadi merasa tertantang berapa lama mereka bisa menunda orgasme pasangannya. Fakta bahwa wanita bisa membuat pria tetap orgasme, meski mereka melakukan orgasme palsu, bisa memuaskan untuk mereka.

5. Tidak Mood

Terkadang wanita bisa sangat merasa tidak mood untuk bercinta dan ingin segera menyudahinya. Namun tentu saja mereka tidak bisa melakukan hal itu. Demi mempertahankan kepercayaan diri pasangannya, wanita pun memalsukan orgasmenya.

6. Takut Pasangan Selingkuh

Penelitian yang dilakukan Columbia University, New York City memaparkan fakta mengejutkan mengenai aksi wanita pura-pura orgasme ini. Dalam penelitian yang melibatkan 453 wanita itu terungkap responden yang berpikir pasangannya kemungkinan berpotensi untuk selingkuh, dilaporkan cenderung lebih sering memalsukan orgasme.

 

Rajin-rajinlah Komunikasi dengan Pasangan untuk Dapatkan Kepuasan Seks

14 September 2013

KHUSUS PASUTRI-NEW

160534_coupleinbed

Seks mungkin masih menjadi topik obrolan yang dipandang tabu, bahkan bagi pasangan yang telah menikah sekalipun. Tapi sekali Anda mau terbuka membicarakan seks bersama pasangan, dampaknya akan sangat positif bagi kehidupan asmara dan pernikahan.

Para peneliti telah menemukan, semakin Anda nyaman membicarakan soal seks, kehidupan seks juga akan semakin memuaskan. Meskipun hasil penelitian tidak menjelaskan kenapa obrolan tentang seks bisa meningkatkan kualitas hubungan seksual, penemuan ini membawa angin segar bagi pasangan yang mengalami kehidupan seks yang monoton atau tidak bisa mendapatkan kepuasan setiap kali bercinta.

“Bahkan sedikit saja kecemasan –tentang komunikasi soal seks– mempengaruhi apakah mereka bisa berkomunikasi atau tidak. Ini juga secara langsung berpengaruh pada tingkat kepuasan (seks) mereka,” ujar peneliti studi Elizabeth Babin yang juga ahli komunikasi kesehatan di Cleveland State University, Ohio, Amerika Serikat.

Selain itu, orang yang merasa tidak nyaman untuk meminta pasangannya menggunakan kondom saat bercinta, risiko terkena infeksi dan penyakit kelamin lebih tinggi. Dijelaskan Elizabeth, rasa cemas juga mengurangi kepuasan seks dan menghambat pasangan untuk menikmati pengalaman bercinta.

Dalam studinya, Elizabeth melibatkan 207 responden untuk membuktikan hipotesanya tentang komunikasi seksual, kepuasan seksual serta komunikasi verbal maupun non-verbal yang mereka alami selama sesi bercinta. Partisipan yang rata-rata berusia 29 diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan keadaan emosional mereka ketika aktivitas seks.

Responden juga harus menjawab beberapa pertanyaan tentang kepercayaan diri mereka terhadap seks. Sebagai contoh, seberapa hebat aksi pasangan di ranjang? Atau seberapa besar kepercayaan diri mereka dengan kemampuan bercinta mereka?

Hasil survei menunjukkan, ketakutan dalam membicarakan seks bisa merusak kenikmatan seksual seseorang. Kecemasan juga berhubungan dengan minimnya komunikasi di tempat tidur dan kepuasan bercinta secara keseluruhan.

Sebaliknya, komunikasi yang terjadi saat bercinta bisa membantu pasangan lebih puas secara seksual. Komunikasi tidak hanya bisa dilakukan secara verbal tapi juga non-verbal. Elizabeth menjelaskan, komunikasi non-verbal justru lebih efektif memberikan kepuasan seks ketimbang komunikasi verbal. Menurut Eizabeth, bahasa tubuh lebih mudah diutarakan ketimbang pengucapan.

“Akan lebih mudah mengeluarkan suara desahan atau melakukan gerakan untuk mengungkapkan, ‘Aku sangat menikmati momen bercinta ini’ ketimbang Anda berkata, ‘Ini rasanya sangat menyenangkan, aku menyukainya’. Hal itu terkesan terlalu terang-terangan bagi sebagian orang,” kata Elizabeth.

4 Faktor Mental Penyebab Sulitnya Wanita Meraih Orgasme

 14 September 2013

KHUSUS PASUTRI-NEW

121138_coupleboringinbed362

Ketidakmampuan wanita untuk mencapai orgasme biasa disebut dengan psychogenic anorgasmia, atau singkatnya, anorgasmia. Kondisi ini tidak melulu disebabkan karena rasa malu atau kurangnya kepercayaan diri.

Ada faktor-faktor lebih serius yang menyebabkan wanita sulit mencapai klimaks saat berhubungan seks dengan pasangannya, dan itu bisa saja dialaminya dalam waktu yang lama. Berikut ini empat faktor mental dan emosional yang membuat wanita sulit mencapai orgasme, seperti dikutip dari Your Tango.

1. Pandangan Terhadap Seks

Latar belakang pendidikan, kepercayaan dan budaya bisa memengaruhi cara seseorang memandang seks dan seberapa nyaman dia dengan seksualitasnya. Sebagai contoh, jika sejak kecil Anda sudah diajari bahwa seks itu sesuatu yang tabu, atau seks hanya untuk menghasilkan keturunan dan bukan untuk kenikmatan, bisa menyebabkan Anda cenderung tertutup terhadap aktivitas seks. Akibatnya, Anda tidak bisa leluasa melepaskan orgasme dan sulit membiarkan diri untuk menikmati pengalaman seks meskipun itu dengan suami sendiri.

Untuk ini, Anda perlu terapi seks atau bantuan psikoseksual. Ubahlah pandangan Anda terhadap seks, pahami bahwa tidak ada yang salah dengan menikmati dan menginginkan seks. Mengontrol hasrat seksual dan kehidupan seks bisa membawa Anda pada kehidupan seks yang sehat dan bahagia, dan tentu saja lebih mudah mencapatkan orgasme.

2. Keengganan untuk Eksplorasi

Sangat penting untuk mengetahui hal-hal apa saja yang membuat Anda senang dan merasakan kenikmatan saat bercinta. Ada banyak posisi bercinta yang bisa memperbesar kemungkinan Anda untuk mendapatkan orgasme. Jika Anda selalu berhubungan intim dalam posisi misionaris dan tidak juga meraih kepuasan klimaks setiap sesi bercinta, mungkin sudah saatnya lebih berani bereksperimen. Coba beberapa gaya bercinta baru, lakukan foreplay, berbagi fantasi seks dengan pasangan atau saling memijat tubuh sebelum bercinta.

Temukan stimulasi apa saja yang membuat Anda nyaman dan apa yang tidak. Mengetahui apa yang Anda mau dan bisa menunjukkannya pada pasangan akan sangat membantu untuk meraih orgasme.

3. Ritme Hubungan Suami Istri

Jika rumah tangga Anda dibangun dengan anggapan bahwa seks tidak punya arti lebih selain hubungan intim secara fisik dan pemenuhan kebutuhan biologis semata, akan lebih sulit memahami arti sebenarnya dari aktivitas bercinta. Orgasme juga sulit diraih jika Anda dan pasangan enggan berkomunikasi soal seks.

4. Trauma Masa Lalu

Bentuk trauma yang menghalangi Anda meraih orgasme bisa bermacam-macam. Bisa karena pandangan negatif terhadap tubuh sendiri (saat remaja selalu diolok-olok gemuk, jelek atau tidak seksi), pernah mengalami pelecehan seksual atau pemerkosaan. Trauma masa lalu bisa membuat seseorang selalu memandang seks dari sisi negatif.

Coba bicarakan pada terapis seks atau teman terdekat tentang ketidaknyamanan Anda. Bahkan Anda bisa membicarakannya dengan pasangan. Jika masih merasa tidak nyaman membagi masalah dengan orang lain, tuangkan dalam tulisan. Cara apapun yang digunakan bisa mengangkat beban berat di pundak Anda dan mulai memandang seks sebagai ekspresi cinta dan kasih sayang yang harus dinikmati bersama pasangan.